Saturday, November 24, 2007

"10 LaNgkaH bErTaHaN SaaT paTaH haTi"

10 LaNgkaH bErTaHaN SaaT paTaH haTi

bRokEn HeArT ???

Kata Om Meggi Z, patah hati tuh lebih sakit dari sakit gigi (wah, ntu sih jadul banget !). Tapi yang bener : patah hati tuh lebih sakit dari ‘gak patah hati! Makanya biar ‘ga sakit-sakit amat (si amat aja ‘ga sakit), kita mesti bertahan dan ngelupain dia. Caranya ???

SiMpaN SeMua beNda yaNg berHubuNgan or yaNg aDa saNgkuT PauTnya Ma Dia

Pokoknya nich ya… taruh dah tuh benda-benda yang mengandung memori/kenangan sama si dia, dikarungin kek or di taruh di tempat yang selama ini paling “haram kita jamah, atau kalo perlu di bagi-bagiin ke tetangga aja…

tuk Sementara WakTu JaNgan PeRgi ke TeMpaT2x duLu KaMu biAsa berDua saMa Dia

Kalo barang-barangnya dah kita jauhin, ngapain juga kita ke tempat-tempat nostalgila waktu berdua sama dia ???

Lakuin HaL-hAl yaNg SeLaMa iNi Dia LaRaNg

Misalnya kalo selama ini kita terpaksa selalu motong pendek rambut kita, karena dia ‘ga suka. Sekarang gondrongin aja… kalo perlu sampe nyentuh tanah (waduh… CeYeM…). Pokoknya sabodo teing lah !

Lakuin HaL-hAl yaNg pAliNg biSa biKin KiTa GiRaNg or Happy

Tadarus, chatting, main PS, atau main bola sama anak-anak kampung ? Terserah yang penting happy cuy !

TaMbaH fRekuEnsi NongKroNg BareNg Ma TeMen-TeMeN KamU

PunYa Temen Kan ??? Karena biasanya temen itu… aduh gimana ya… aduh… susah buat digambarin (mukanya aneh-aneh, he3x). Tapi yang pasti temen tuh lebih tulus dari pada pacar ‘en temen juga lebih banyak nyenengin daripada nyusahinnya.

JaNgaN MenyEndiRi

Ngapain sih berkurung diri dikamar atau pergi sendirian ke gunung dan pantai ??? udah kayak anak hilang aja ! hari gini patah hati kok pake cara tahun 70-an! Sekarang udah tahun 2000-an GiTu LooCh!. Pergi dunks ke mal, cafe, tempat billiar atau warung gaul. Kalo merasa kurang dana, nongkrong aja di POS RW.

JaNgaN cuRhaT sAmA TeMaN

Emang bener katanya kalo ceritain uneg-uneg ke sobat bisa ngurangin beban, tapi coba deh kita bayangin, kalo kita curhat abis-abisan dengan seluruh perasaan bukannya malah kebawa emosi dan inget dia lagi ???

BiKiN siBuK diRi

wOiiiii… bayangan mantan tuh, paling sering nongol kalo kita lagi bengong ! kayak itu tuh “datang tak di jemput pulang tak di antar”, he3x. Makanya biar kita ‘ga bengong kita mesti banyak gerak. Lari-lari keliling komplek sambil ngecengin tetangga juga boleh.

NuLis !

Efeknya lumayan dahsyat lhooo! Biasanya kalo perasaan kita lagi ‘ga enak apalagi patah hati, wah kalo ngarang lagu bisa mellow lhooo, mungkin aja bisa jadi hits… trus kalo nulis puisi juga, kadang-kadang bisa membuat orang lain terharu kalo membaca puisi kita, kalo kita buatnya dalam perasaan yang sedih sekaliiii.

Terakhir, SeriNg-SeriNg JaLaN Ke SaRaNg LaWaN JeNis KiTa.

Dandan dengan style yang kita punya dan paling oke menurut kita, terus pasang sikap cool (es batu kali, aah). Yah, sape tau aje ada yang nyantol. Kalo enggak, kan lumayan buat cuci mata dan bikin badan seger.

Friday, November 23, 2007

"Tanganmu, Ibu"

Ibumu adalah
Ibunda darah dagingmu
Tundukkan mukamu
Bungkukkan badanmu
Raih punggung tangan beliau
Ciumlah dalam-dalam
Hiruplah wewangian cintanya
Dan rasukkan ke dalam kalbumu
Agar menjadi azimah bagi rizki dan kebahagiaan


(Emha Ainun Najib)

Siang sudah sampai pada pertengahan. Dan Ibu begitu anggun menjumpai saya di depan pintu. Gegas saya rengkuh punggung tangannya, menciumnya lama. Ternyata rindu padanya tidak bertepuk sebelah tangan. Ibu juga mendaratkan kecupan sayang di ubun-ubun ini, lama. "Alhamdulillah, kamu sudah pulang" itu ucapannya kemudian. Begitu masuk ke dalam rumah, saya mendapati ruangan yang sungguh bersih. Sudah lama tidak pulang.

Ba'da Ashar,

"Nak, tolong angkatin panci, airnya sudah mendidih". Gegas saya angkat pancinya dan dahipun berkerut, panci kecil itu diisi setengahnya. "Ah mungkin hanya untuk membuat beberapa gelas teh saja" pikir saya

"Eh, tolongin bawa ember ini ke depan, Ibu mau menyiram". Sebuah ember putih ukuran sedang telah terisi air, juga setengahnya. Saya memindahkannya ke halaman depan dengan mudahnya. Saya pandangi bunga-bunga peliharaan Ibu. Subur dan terawat. Dari dulu Ibu suka sekali menanam bunga.

"Nak, Ibu baru saja mencuci sarung, peras dulu, abis itu jemur di pagar yah" pinta Ibu.

"Eh, bantuin Ibu potongin daging ayam" sekilas saya memandang Ibu yang tengah bersusah payah memasak. Tumben Ibu begitu banyak meminta bantuan, biasanya beliau anteng dan cekatan dalam segala hal.

Sesosok wanita muda, sedang menyapu ketika saya masuk rumah sepulang dari ziarah. "Neng.." itu sapanya, kepalanya mengangguk ke arah saya. "Bu, siapa itu.?" tanya saya. "Oh itu yang bantu-bantu Ibu sekarang" pendeknya. Dan saya semakin termangu, dari dulu Ibu paling tidak suka mengeluarkan uang untuk mengupah orang lain dalam pekerjaan rumah tangga. Pantesan rumah terlihat lebih bersih dari biasanya.

Dan, semua pertanyaan itu seakan terjawab ketika saya menemaninya tilawah selepas maghrib. Tangan Ibu gemetar memegang penunjuk yang terbuat dari kertas koran yang dipilin kecil, menelusuri tiap huruf al-qur'an. Dan mata ini memandang lekat pada jemarinya. Keriput, urat-uratnya menonjol jelas, bukan itu yang membuat saya tertegun. Tangan itu terus bergetar. Saya berpaling, menyembunyikan bening kristal yang tiba-tiba muncul di kelopak mata. Mungkinkah segala bantuan yang ia minta sejak saya pulang, karena tangannya tak lagi paripurna melakukan banyak hal?

"Dingin" bisik saya, sambil beringsut membenamkan kepala di pangkuannya. Ibu masih terus tilawah, sedang tangan kirinya membelai kepala saya. Saya memeluknya, merengkuh banyak kehangatan yang dilimpahkannya tak berhingga.

Adzan isya berkumandang,

Ibu berdiri di samping saya, bersiap menjadi imam. Tak lama suaranya memenuhi udara mushala kecil rumah. Seperti biasa surat cinta yang dibacanya selalu itu, Ad-Dhuha dan At-Thariq.

Usai shalat, saya menunggunya membaca wirid, dan seperti tadi saya pandangi lagi tangannya yang terus bergetar. "Duh Allah, sayangi Mamah" spontan saya memohon. "Neng." suara ibu membuyarkan lamunan itu, kini tangannya terangsur di depan saya, kebiasaan saat selesai shalat, saya rengkuh tangan berkah itu dan menciumnya.

"Tangan ibu kenapa?" tanya saya pelan. Sebelum menjawab, ibu tersenyum maniss sekali.

"Penyakit orang tua"

"Sekarang tangan ibu hanya mampu melakukan yang ringan-ringan saja, irit tenaga" tambahnya.

Udara semakin dingin. Bintang-bintang di langit kian gemerlap berlatarkan langit biru tak berpenyangga. Saya memandangnya dari teras depan rumah. Ada bulan yang sudah memerak sejak tadi. Malam perlahan beranjak jauh. Dalam hening itu, saya membayangkan senyuman manis Ibu sehabis shalat isya tadi. Apa maksudnya? Dan mengapakah, saya seperti melayang. Telah banyak hal yang dipersembahkan tangannya untuk saya. Tangan yang tak pernah mencubit, sejengkel apapun perasaannya menghadapi kenakalan saya. Tangan yang selalu berangsur ke kepala dan membetulkan letak jilbab ketika saya tergesa pergi sekolah. Tangan yang selalu dan selalu mengelus lembut ketika saya mencari kekuatan di pangkuannya saat hati saya bergemuruh. Tangan yang menengadah ketika memohon kepada Allah untuk setiap ujian yang saya jalani. Tangan yang pernah membuat bunga dari pita-pita berwarna dan menyimpannya di meja belajar saya ketika saya masih kecil yang katanya biar saya lebih semangat belajar.

Sewaktu saya baru memasuki bangku kuliah dan harus tinggal jauh darinya, suratnya selalu saja datang. Tulisan tangannya kadang membuat saya mengerutkan dahi, pasalnya beberapa huruf terlihat sama, huruf n dan m nya mirip sekali. Ibu paling suka menulis surat dengan tulisan sambung. Dalam suratnya, selalu Ibu menyisipkan puisi yang diciptakannya sendiri. Ada sebuah puisinya yang saya sukai. Ibu memang suka menyanjung :

Kau adalah gemerlap bintang di langit malam
Bukan!, kau lebih dari itu
Kau adalah pendar rembulan di angkasa sana,
Bukan!, kau lebih dari itu,
Kau adalah benderang matahari di tiap waktu,
Bukan!, kau lebih dari itu
Kau adalah Sinopsis semesta
Itu saja.

Tangan ibunda adalah perpanjangan tangan Tuhan. Itu yang saya baca dari sebuah buku. Jika saya renungkan, memang demikian. Tangan seorang ibunda adalah perwujudan banyak hal : Kasih sayang, kesabaran, cinta, ketulusan.. Pernahkah ia pamrih setelah tangannya menyajikan masakan di meja makan untuk sarapan? Pernahkan Ia meminta upah dari tengadah jemari ketika mendoakan anaknya agar diberi Allah banyak kemudahan dalam menapaki hidup? Pernahkah Ia menagih uang atas jerih payah tangannya membereskan tempat tidur kita? Pernahkah ia mengungkap balasan atas semua persembahan tangannya?..Pernahkah..?

Ketika akan meninggalkannya untuk kembali, saya masih merajuknya "Bu, ikutlah ke jakarta, biar dekat dengan anak-anak". "Ah, Allah lebih perkasa di banding kalian, Dia menjaga Ibu dengan baik di sini. Kamu yang seharusnya sering datang, Ibu akan lebih senang" Jawabannya ringan. Tak ada air mata seperti saat-saat dulu melepas saya pergi. Ibu tampak lebih pasrah, menyerahkan semua kepada kehendak Allah. Sebelum pergi, saya merengkuh kembali punggung tangannya, selagi sempat , saya reguk seluruh keikhlasan yang pernah dipersembahkannya untuk saya. Selagi sisa waktu yang saya punya masih ada, tangannya saya ciumi sepenuh takzim. Saya takut, sungguh takut, tak dapati lagi kesempatan meraih tangannya, meletakannya di kening.

***

Bagaimana dengan kalian para sahabat? Engkau sangat tahu, lewat tangannya kau ada, duduk di depan komputer dan membaca tulisan saya ini. Engkau sangat tahu, lewat tangannya kau bisa menjadi seseorang yang menjadi kebanggaan. Engkau sangat tahu, dibanding siapapun juga. Maka, usah kau tunggu hingga tangannya gemetar, untuk mengajaknya bahagia. Inilah saatnya, inilah masanya.

"Doa di Kala Ragu Akan Dirinya"

Bagi yang sedang bimbang oleh sang kekasih, nih ada do'a yang bagus untuk diamalkan. Selamat Mengamalkan ya....:)

Ya Allah...
Seandainya telah Engkau catatkan
dia akan mejadi teman menapaki hidup
Satukanlah hatinya dengan hatiku
Titipkanlah kebahagiaan diantara kami
Agar kemesraan itu abadi
Dan ya Allah... ya Tuhanku yang Maha Mengasihi
Seiringkanlah kami melayari hidup ini
Ke tepian yang sejahtera dan abadi

Tetapi ya Allah...
Seandainya telah Engkau takdirkan...
...Dia bukan milikku
Bawalah ia jauh dari pandanganku
Luputkanlah ia dari ingatanku
Ambillah kebahagiaan ketika dia ada disisiku

Dan peliharalah aku dari kekecewaan
Serta ya Allah ya Tuhanku yang Maha Mengerti...
Berikanlah aku kekuatan
Melontar bayangannya jauh ke dada langit
Hilang bersama senja nan merah
Agarku bisa berbahagia walaupun tanpa bersama dengannya

Dan ya Allah yang tercinta...
Gantikanlah yang telah hilang
Tumbuhkanlah kembali yang telah patah
Walaupun tidak sama dengan dirinya....

Ya Allah ya Tuhanku...
Pasrahkanlah aku dengan takdirMu
Sesungguhnya apa yang telah Engkau takdirkan
Adalah yang terbaik buatku
Karena Engkau Maha Mengetahui
Segala yang terbaik buat hambaMu ini

Ya Allah...
Cukuplah Engkau saja yang menjadi pemeliharaku
Di dunia dan di akhirat
Dengarlah rintihan dari hambaMu yang daif ini

Jangan Engkau biarkan aku sendirian
Di dunia ini maupun di akhirat

Menjuruskan aku ke arah kemaksiatan dan kemungkaran
Maka kurniakanlah aku seorang pasangan yang beriman
Supaya aku dan dia dapat membina kesejahteraan hidup
Ke jalan yang Engkau ridhai
Dan kurniakanlah padaku keturunan yang soleh

Amin... Ya Rabbal 'Alamin

Friday, November 16, 2007

"aku bukan boneka"

"tata kita hidup tata akan bahagia setelah tata bertemu dengannya.ketika tata kehilangan seseorang yang tata sayangi,tata sudah menganggap dia adalah penggantinya.tapi entah mengapa tata selalu merasa bahwa tata hanyalah "BONEKA"dalam hidupnya.kini biarkan tata pergi untuk gapai mimpi dan cita-cita tata.jangan sekali-kali lagi kau ganggu hidup tata.yang lalu biarlah berlalu.mungkin tata bisa terima jika 3 kali kau menyakiti hati tata tapi kau telah menyakiti hati tata tlah berkali-kali.tata sudah mati hati untuk merasakan cinta dari kamu.izinkan tata pergi dari kehidupanmu,izinkan tata mengubur semua kenangan kita...dan izinkan tata menghapus jejakmu di samping tata.tata yakin masih banyak yang tata harus lakukan dibanding menjadi"BONEKA"yang dapat kau mainkan sesuka hatimu,dapat kau mainkan hati ku sesuka hatimu"aku memaafkanmu karena...aku sayang sama kamu tapi ini mungkin terakhir kalinya aku bilang "SAYANG"ma kamu.thanks buat semuanya..... GOOD BYE MY SOULMATE"