Film yang diangkat dari buku karya Thomas Harris ini setidaknya mengingatkan kembali bahwa keluarga adalah segala-galanya. Jika ada yang berusaha memisahkan, maka hal itu akan menjadi trauma yang berkepanjangan.
Begitulah awalan film yang berdurasi 117 menit itu. Peter Webber selaku sutradara mengajak penonton untuk menyelami kenapa Hannibal Lecter yang diperankan oleh aktor muda Gaspard Ulliel bisa berbuat sedemikian sadis.
Setting awal alur film ini adalah perang dunia II. Saat itu Hannibal masih kanak-kanak. Dia memiliki adik perempuan bernama Mischa. Hingga suatu hari peperangan telah memisahkan
mereka semua. Mereka terpisahkan oleh alam baka dengan dunia.
Pada suatu pagi, saat keluarga Hannibal sarapan, tiba-tiba sebuah tank milik Rusia singgah di rumah mereka untuk mengambil air dari sumur. Namun, tiba-tiba pesawat dari pihak musuh berdatangan. Saat itulah semua keluarga Hannibal, ibu, bapak dan kakek-nenek mereka tewas tertembus timah panas.
Penderitaan belum berakhir, pada sesi berikutnya, giliran pasukan Rusia yang datang ke rumah mereka. Tentara itu hanya menemukan Hannibal dan adik kecilnya. Mereka pun mengobrak-abrik seisi rumah untuk mencari makan.
Trauma demi trauma dialami oleh Hannibal ketika berada dalam tawanan gerombolan tentara itu. Betapa tidak, Hannibal melihat secara langsung seorang tentara makan burung mentah. Trauma menyakitkan dialami oleh Hannibal ketika adiknya Mischa ditembak oleh gerombolan itu. Alasannya sederhana, Mischa dianggap akan merepotkan karena terkena penyakit pneumonia.
Kisah film terkesan bolak-balik, namun tetap mengandung satu-kesatuan yang membuat penonton jelas. Misalnya saja, tiba-tiba film itu meloncat ke episode delapan tahun kemudian. Namun, jalinan cerita kembali terajut, ketika Hannibal terus teringat akan peristiwa dan kronologi sampai dia berada di tawanan tentara.
Perjalanan Hannibal masih panjang. Bermodal surat dan foto, dia pun nekat mencari istri pamannya, seorang perempuan cantik keturunan Jepang, Lady Murasaki, yang diperankan oleh Gong Li.
Hannibal awalnya bisa mengendalikan mimpi-mimpi buruknya atas kekerasan yang pernah dialaminya. Hingga suatu saat, dia merasa tidak terima bibinya diganggu oleh seorang pedagang ikan. Hannibal memenggal kepala penjual ikan itu dengan samurai yang diam-diam dia ambil dari tempat pemujaan bibinya.
Hannibal semakin tidak bisa menahan hasrat untuk balas dendam. Saat dia mulai memasuki masa kuliah di sekolah kedokteran ST Marie Paris, dia nekat kembali ke Lithuania untuk mencari sisa-sisa kehidupannya. Dia pun mengumpulkan koin dari para tentara yang membunuh adiknya.
Pembunuhan demi pembunuhan dilakukan oleh Hannibal. Dia menjadi semacam predator yang menjagal musuhnya tanpa ampun. Lady Murasaki tidak mempan lagi untuk memberikan saran agar Hannibal menghentikan langkahnya itu.
Film ini juga dibintangi oleh Dominic West yang berperan sebagai inspektur Popil. Meski temanya mengandung unsur balas dendam, namun hal itu tidak ditampilkan secara vulgar. Aksi balas dendam Hannibal ditampilkan dengan halus meski ketajaman rasa balas dendam itu tetap tampak.
No comments:
Post a Comment